Kamis, April 24, 2008

DLP, LCD, LCOS, Mana yang Lebih Baik?

Belum lama LCD digunakan pada proyektor, kini sudah ada LCOS. Namun, kehadiran LCOS dianggap belum mampu menggeser kebutuhan masyarakat terhadap proyektor DLP. Sebab biar bagaimanapun, antara DLP dan LCOS tetap berbeda.

Teknologi
Salah satu yang dapat menjadi bahan pertimbangan pertama adalah teknologi yang digunakan. Setiap proyektor memiliki karakteristik berbeda-beda bila ditinjau dari teknologinya. Teknologi yang dimaksud di sini adalah teknologi pada Image Engine atau disebut juga Light Engine. Ada beberapa sistem Light Engine, yang banyak dikenal saat ini adalah CRT, DLP, LCD, dan yang terbaru adalah LCOS.

Light Engine adalah bagian yang memproyeksikan gambar. Dalam memproyeksikan gambar, Light Engine mendapatkan bahan berupa sinyal analog dari perangkat video decoder pada sebuah proyektor.

Dan bagaimana sebuah proyektor menampilkan gambarnya tersebut sudah membagi proyektor dalam dua jenis yang berbeda. Yang pertama adalah Rear Projector lalu yang kedua adalah Front Projector. Jika Rear Projector, berarti proyektor berada di belakang gambar sedangkan pada Front Projector sebaliknya yaitu proyektor berada di depan gambar.

Untuk Front Projector, mungkin sudah tidak asing lagi. Bentuknya sudah sangat umum, lain halnya dengan Rear Projector yang berbentuk seperti TV. Rear Projector sangat umum digunakan untuk di rumah. Selain karena bentuk fisiknya yang besar dan berat, kemampuan proyektor ini dalam mengakomodasi banyaknya penyimak sangat terbatas. Sebab proyektor dan layar telah di satukan dengan ukuran yang tidak mungkin di-upgrade.

Beda halnya dengan Front Projector. Pada Front Projector, proyektor dan layar tidak menyatu. Sehingga dapat diatur baik letak dan posisinya dengan lebih mudah. Selain itu, dalam mengakomodasi ruang dan penyimak yang lebih banyak Front Projector lebih leluasa. Tidak hanya layar yang dapat diperbesar, tapi juga proyektornya dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan.

Sistem yang dimiliki oleh Rear Projector dalam menampilkan gambar tidak berbeda jauh dengan Front Projector. Keduanya memiliki komponen dasar yang sama, yaitu Video Decode dan Light Engine. Namun dalam menampilkan gambarnya, Rear Projector menggunakan satu lensa tambahan yang berfungsi memantulkan sekaligus memperbesar gambar.

Teknologi Video Decode antara satu proyektor dengan lainnya hampir tidak memiliki perbedaan. Perbedaan yang signifikan memang banyak terjadi pada Light Engine.
CRT
Proyektor yang menggunakan teknologi CRT berarti menggunakan tiga tabung CRT sekaligus dalam Light Engine-nya. Ketiga tabung ini memancarkan tiga sinar yang berbeda-beda, yaitu merah, hijau, dan biru. Adanya tiga tabung yang berbeda-beda warna dalam proyektor CRT, membuat proyektor ini lumayan besar dan berat. Sehingga dianggap kurang fleksibel untuk digunakan pada presentasi-presentasi dalam ruang yang kecil.
DLP
Digital Light Processing atau yang disingkat dengan DLP kali pertama dikembangkan oleh Texas Instrument. Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah Color Filter berbentuk roda. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai Digital Micromirror Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan diproyeksikan dengan cara dipantulkan ke layar.

DMD adalah sebuah optical chip yang terdiri dari tiga lapis cermin-cermin micro yang masing-masing lapisan dipisahkan oleh rongga udara yang memungkinkan cermin untuk miring sejauh -10 sampai +10 derajat. Kemiringan setiap cermin DMD akan diatur oleh sebuah chip khusus yang ada pada DMD.

Keberadaan DMD membuat DLP hanya membutuhkan satu set optic saja. Kesederhanaan ini membuat proyektor DLP lebih ringkas dan ringan. Beratnya dapat mencapai kurang dari 250 gram.

Contrast Ratio dan struktur pixel DLP juga lebih baik. Hal ini disebabkan oleh sistem transmisive yang dimiliki oleh DLP. Meskipun pada beberapa sisi DLP lebih baik dari LCD, DLP juga memiliki kekurangan. Penggunaan colorwheel pada DLP mengurangi nilai brightness proyektor. Dari segi harga, proyektor DLP juga lebih mahal, sebab ongkos produksi yang dibutuhkannya memang tinggi.
LCD
Jika DLP disebut juga dengan teknologi reflective karena menggunakan sistem pantulan. Sedangkan LCD disebut juga teknologi transmisive, yakni meneruskan cahaya. Sebab cahaya yang masuk pada LCD setelah melalui proses penyaringan menggunakan cermin Dichroic akan diteruskan secara langsung ke layar proyektor.

Cermin Dichroic atau disebut juga Dichroic Mirror memisahkan warna menurut gelombangnya. Ada tiga warna dasar yang dihasilkan oleh cermin tersebut yaitu merah, biru, dan hijau. Ketiga warna ini dihasilkan dengan tiga cermin yang masing-masing menyaring warna berbeda.

Teknologi LCD sudah dianggap cukup stabil dan biaya panelnya pun cukup rendah, sehingga memungkinkan menggunakan tiga panel LCD (RGB) sekaligus dalam satu proyektor. Hal ini membuat gambar yang dihasilkan proyektor memiliki warna yang cukup bagus. Begitu pula halnya dengan cahaya yang sudah sangat baik. Sayangnya, sistem transmisive telah membuat timbulnya artefak pada gambar sehingga membuat gambar seperti terkotak-kotak. Dan dikarenakan pada proyektor LCD polarisasi gambar tidak terjadi 100%, maka contrast ratio LCD lebih rendah dari DLP. Di samping itu, daya tahan LCD terhadap panas juga tidak mampu terlalu lama. Berbeda dengan DLP yang dapat bertahan sangat lama.
LCOS
Teknologi yang terakhir ini memanfaatkan keunggulan dua teknologi yang sudah hadir sebelumnya, yaitu LCD dan DLP. Teknologi LCOS lebih mudah diproduksi dan ringan dibandingkan LCD. Resolusi yang dihasilkan juga lebih baik dari LCD.

Bahkan resolusi teknologi ini diperhitungkan dapat mencapai QXGA, yaitu 2048x1536 pixel. Sangat tinggi, bahkan yang tertinggi. Teknologi ini juga mengurangi artefak yang muncul pada LCD.

Selain itu, LCOS memiliki kontrol analog seperti layaknya LCD dengan gradasi warna yang lebih baik dibandingkan DLP. Contrast ratio teknologi ini juga lebih baik dibandingkan LCD meskipun tidak terlalu lebih baik dari DLP. Namun, nilai brightness-nya sejajar dengan LCD yang artinya lebih baik dari DLP.

Resolusi
Parameter lain yang juga perlu diperhatikan adalah resolusi. Semakin baik resolusi memang akan menghasilkan gambar yang semakin baik juga. Namun berkaitan dengan resolusi, tidak semua aplikasi membutuhkan resolusi yang tinggi. Ada baiknya jika pemilihan resolusi disesuaikan dengan kebutuhan. Sebab biar bagaimanapun, semakin tinggi resolusi sebuah proyektor, harga proyektor tersebut pun akan semakin mahal.

Biasanya, resolusi pada proyektor diwakilkan dengan sebutan-sebutan seperti SVGA, XGA, SXGA, dan UXGA.
SVGA
Yang dimaksud dengan SVGA adalah proyektor memiliki resolusi 800x600 pixel. Resolusi ini sangat cocok untuk digunakan keperluan presentasi sederhana. Yang dimaksud dengan presentasi sederhana adalah presentasi-presentasi yang tidak menampakkan gambargambar yang kompleks hanya seputar teks, grafik, dan diagram biasa saja.
XGA
Nilai resolusi pada proyektor XGA adalah 1024x768 pixel. Gambar yang dihasilkan oleh proyektor XGA lebih jernih dibandingkan proyektor dengan resolusi SVGA, sehingga penggunaannya dapat lebih luas. Projector XGA dapat digunakan untuk melakukan presentasi yang lebih banyak menggunakan warna dibanding presentasi dengan SVGA.
SXGA
Bila ada presentasi yang sangat kompleks, banyak menampilkan tidak hanya grafik dan diagram saja, melainkan gambar-gambar desain seperti gambar teknik atau iklan, maka sebaiknya presenter menggunakan proyektor dengan resolusi SXGA.

Proyektor dikatakan memiliki resolusi SXGA berarti proyektor tersebut memiliki resolusi sebesar 1280x1024 pixel. Proyektor dengan resolusi tinggi ini juga cocok untuk digunakan sebagai layar pada home entertainment Anda. Karena untuk menonton sebuah film memang dibutuhkan resolusi yang tinggi. Lagipula harga sebuah TV projector lebih murah dibandingkan TV biasa dengan ukuran yang sama. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bila Anda menggunakan proyektor ini untuk di rumah sebagai pengganti TV.
UXGA
Proyektor dengan resolusi UXGA sampai saat ini masih sangat mahal dan jarang. Proyektor beresolusi 1600x1200 pixel ini lebih cocok digunakan oleh para profesional yang bergerak di bidang imaging untuk melakukan presentasi. Atau bagi Anda yang memang memiliki dana berlebih untuk home entertaiment.
QXGA
Sampai saat ini, proyektor yang memiliki resolusi QXGA masih sangat jarang. Salah satunya adalah proyektor yang diproduksi oleh JVC. Proyektor tersebut menggunakan sistem LCOS dengan sebuah chip yang dinamakan D-ILA. Yang dimaksud dengan resolusi QXGA adalah proyektor beresolusi 2048x1536 pixel. Hampir tujuh kali lebih besar dari SVGA.

Brightness
Setelah resolusi, hal lain yang dapat ikut diperhitungkan adalah nilai brightness. Nilai brightness diwakilkan oleh satuan ANSI (American National Standar Institute), yaitu Lumens. Semakin besar nilai ANSI Lumens-nya, maka akan semakin terang proyektor tersebut. Dan semakin terang sebuah proyektor, maka nilainya juga akan semakin baik. Hanya saja nilai brightness juga akan mempengaruhi harga. Semakin terang, semakin mahal proyektor tersebut. Brightness ini akan sangat berguna bila ternyata presentasi dilakukan di tempat yang tidak terlalu gelap. Sebab pada tempat yang terang, tandanya Anda membutuhkan cahaya proyektor yang lebih terang lagi.

Jangan lupa juga untuk memeriksa daya tahan lampu. Lampu proyektor tergolong mahal, tidak ada salahnya jika Anda memperkirakannya juga.

Koneksi
Aspek lain yang tidak boleh luput adalah koneksi pada proyektor yang Anda beli Ketersediaan koneksi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Agar apa yang akan Anda lakukan dengan proyektor tersebut tercapai. Koneksi ini juga dapat mempengaruhi kualitas gambar yang Anda lihat. Berikut adalah koneksi yang dapat Anda periksa:
VGA: ini adalah koneksi video yang akan menghubungkan proyektor dengan komputer, baik PC maupun notebook. Koneksi ini sangat wajib tersedia pada proyektor yang memang digunakan untuk presentasi melalui komputer.
RGB Cable: Bentuknya menyerupai BNC, namun warna masing-masing jack adalah RGB dan putih. Koneksi RGB biasanya untuk dikoneksikan ke komputer yang idak menggunakan koneksi VGA. RGB kabel ada tiga macam. Yang pertama RGBHV yang memiliki lima jack, yaitu merah, hijau, biru, horizontal, dan vertikal.
Ada juga RGBH/V dengan 4 jack, sinyal horizontalnya digabungkan dengan vertikal. Dan yang terakhir adalah 3 jack, RGB Sync on Green yang artinya sinyal sinkronusnya tidak terpisah secara horizontal/vertical melainkan digabungkan dan dibawa oleh jack yang hijau.
RCA: Kabel RCA adalah kabel yang sudah sangat umum digunakan hampir pada semua perangkat home entertainment di rumah. Mulai dari CD/DVD player, VCR, camcorder, juga televisi. RCA ada tiga warna yang umumnya adalah merah, putih, dan kuning. Merah dan putih untuk audio dan kuning untuk video.
BNC: Antara BNC dengan RCA hanya berbeda secara fisik, keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu membawa sinyal audio dan video dengan tiga macam sekaligus. BNC memiliki bentuk yang lebih aman. Bila Anda membeli proyektor dengan BNC, tetapi di rumah masih banyak yang menggunakan RCA, maka Anda dapat mencoloknya terlebih dahulu ke sebuah adapter.
S-Video atau Y/C: Jika pada RCA atau BNC sinyal video hanya ditransmisikan dengan stau koneksi saja, maka dengan S-Video akan terbagi dua, yaitu luminance dan chrominance. Sinyal yang dihantarkan pun jadi lebih baik ketimbang RCA atau BNC. Biasanya koneksi ini ada pada produk-produk kelas atas.
Component: koneksi ini selangkah lebih maju lagi dari S-Video. Karena dibandingkan hanya dua, Component membagi sinyal Video menjadi tiga yaitu Y, Cr, Cb atau Y, Pb, Pr. Namun untuk pemakai komputer, mungkin agak membingungkan sebab masing-masing kabel akan ditandai dengan warna-warna RGB (Merah, Hijau, Biru). Meskipun demikian, bila pada komputer bentuk jack-nya seperti BNC, sebaliknya Component bentuk jack-nya seperti RCA. Component biasanya tersedia pada DVD player High End atau pada tuner HDTV.
DVI: Koneksi ini belum banyak tersedia di pasaran mengingat DVI belum memiliki standar yang umum. Sehingga setiap produsen memiliki standarnya sendiri-sendiri.

Ukuran
Ukuran juga ikut mempengaruhi pilihan. Bila Anda termasuk seorang pebisnis yang banyak melakukan presentasi di mana-mana, maka ukuran yang mungil dapat menjadi pilihan. Meskipun harganya memang lebih mahal, ketimbang yang agak besar. Namun bagi Anda yang ingin memiliki Front Projector di rumah, Anda dapat mengenyampingkan ukuran sebab ukuran menjadi parameter yang kedua setelah resolusi.

Mana pilihan Anda? Tidak perlu memilih yang terbaik dari parameter yang ada, yang penting proyektor yang Anda beli sesuai dengan yang dibutuhkan. Lagi pula yang terbaik adalah yang tepat dengan kebutuhan Anda dan bukan yang termahal.
dikutip dari PCMEDIA

Tidak ada komentar: